Menangkal Faham Radikalisme dengan Penyuluhan

Administrator 08 Desember 2017 10:45:22 WIB

Baturetno – Pemerintah Desa Baturetno Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta melaksakan penyuluhan bahaya terorisme, aliran sesat dan organisasi terlarang. Acara dilaksanakan di 2 pedukuhan diantaranya Pedukuhan Kalangan dan Pedukuhan Mantup. Pedukuhan Kalangan dilaksanakan pada hari Minggu, 03 Desember 2017 bertempat di Masjid Al Manaar Kalangan. Pedukuhan Mantup dilaksanakan pada hari Selasa, 05 Desember 2017 bertempat di Wisma Budaya Mantup. Penyuluhan dimaksudkan agar masyarakat yang ada di Desa Baturetno khususnya di 2 pedukuhan tersebut dapat menangkal masuknya faham-faham radikalisme yang akhir-akhir ini cukup meresahkan masyarakat.

 

Pemerintah Desa Baturetno melalui Kasi Pemerintahan, Supandi dan Lurah Desa Baturetno, Sarjaka mengharapkan dengan penyuluhan dapat menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama yang sudah terjalin baik di Desa Baturetno. Adapun perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa terjadi apalagi di era demokrasi.

 

Hadir dalam acara penyuluhan sebagai narasumber AKP Subardi, SH (Kanit Binmas Polsek Banguntapan), Kapten Haryono (Danramil Koramil Banguntapan) dan Bripka Irawan Adhi Susanto, SH (Bhabinkamtibmas Desa Baturetno) Selasa, (05/12/2017).

AKP Subardi menyampaikan Tuntutan perubahan oleh kaum yang menganut paham ini adalah perubahan drastis yang jauh berbeda dari sistem yang sedang berlaku. Dalam mencapai tujuannya mereka sering menggunakan kekerasan. Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme, karena mereka akan melakukan apa saja untuk menghabisi musuhnya. Radikalisme sering dikaitkan dengan gerakan kelompok-kelompok ekstrim dalam suatu ajaran tertentu.

Radikalisme juga merupakan proses transfer idiologi, hal itu akan berdampak negative maupun positif pada seseorang terhadap suatu pandangan atau ajaran tertentu. Pada zaman sebelum tekhnologi maju seperti sekarang ini cara penyampaiannya dulu masih secara langsung atau tatap muka. Tapi untuk sekarang ini hal tersebut bisa dengan mudah disampaikan melalui media sosial. Menurut teori komunikasi ada beberapa hal yang mempengaruhi yaitu pemberi informasi, penerima informasi, konten informasi dan media serta kontek media.

Cara untuk membentengi terhadap radikalisme yaitu dengan berusaha membatasi pada pemberi informasi atau perekrut calon pemberi informasi tersebut, berusaha melemahkan idiologi dengan menciptakan idiologi penanding yang mengarah pada idiologi radikalisme tersebut. Serta harus mensosialisasikan terhadap masyarakat yang rentan akan radikalisme. Dalam hal ini, biasanya targetnya adalah anak muda. Oleh sebab itu harus dilakukan pengawasan terhadap media yang menyebarkan radikalisme dan untuk mencapai keberhasilan penangkalan tersebut harus mengenali terlebih dulu kondisi masyarakat setempat.

Kapten Haryono menyampaikan secara garis besar materi yang di sampaikan terkait dengan ke utuhan NKRI dari ancaman teroris. Teroris yaitu orang yang menakutu-nakuti. Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Seperti ancaman bom dan serangan dengan menggunakan senjata secara langsung.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan banyak perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bersatu dengan perbedaannnya, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan negara luar akan segan. Selain itu kita juga harus waspada tehadap bahaya radikalisme. Radikal yaitu aliran yang tidak memegang teguh ideologi pancasila. Karena pancasila merupankan pedoman terwujudnya  keutuhan NKRI. Kalau tidak ikhlas NKRI hancur maka kita harus mempertahankanya.

Bripka Irawan Adhi Susanto, SH menyampaikan materi bahwa Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar tanpa terorisme dan radikalisme dan disegani kalau kita menjaga toleransi. Untuk mengatasi dampak dari intoleransi, radikalisme dan terorisme serta kemajemukan bangsa Indonesia, ideologi pancasila merupakan pilihan yang sangat tepat. Setiap warga negara mempunyai peran yang sangat besar untuk mencegah terjadinya intoleransi, radikalisme dan terorisme melalui pemikiran yang rasional dan akademis. (DDK)

Komentar atas Menangkal Faham Radikalisme dengan Penyuluhan

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License